Adaptasi Cerita Pendek (CERPEN) | Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari
![]() |
| Source: gramedia.com |
BABAK I
DI SUATU PERKAMPUNGAN TERDAPAT SALAH SEORANG WARGA BERNAMA KARYAMIN. DI TEPIAN SUNGAI, KARYAMIN MENGUMPULKAN BEBATUAN KALI. KARYAMIN TAMPAK LEMAS, BIBIRNYA KERING, KULITNYA KUSAM PENUH LUMPUR DAN PASIR.
KARYAMIN
Berat sekali batu-batu ini. Semoga tidak jatuh lagi, kalau jatuh lagi pasti tubuhku tambah bonyok. (Ia memikul dua keranjang berisikan batu kali ke pangkalan material di atas)
KARYAMIN
Gusti, berat sekali. Punggungku seperti ditimpa truk. (Ia terengah-engah memikul keranjang)
SAAT MENAPAK TANAH LICIN, IA TERGELINCIR. TUBUHNYA RUBUH DAN MENGGELINDING KE BAWAH BERKEJARAN DENGAN BATU KALI. NASIB BAIK BATU KALI ITU TIDAK MENGHANTAM TUBUH KURUSNYA. NAMUN, IA TERHANTAM OLEH KERANJANGNYA.
DARMO
Min..Min, tidak kapok-kapok kamu, Min!. Menggelinding terus.
SARJI
Keren kamu, Min!. Sudah berkali-kali menggelinding jatuh tapi masih bisa jalan. Kalau Yanto yang begitu, pasti paginya sudah diurut istrinya hahahaha. (Sambil mengeledek Yanto)
YANTO
Halah, Ji..kamu iri kan sama aku? Pulang ke rumah bisa diurut sama istri. Hahaha..
KARYAMIN
Nyerocos saja kalian ini. Sudah tau temannya jatuh bukannya ditolong malah ditertawakan, haduhh haduh... (Ia menngelengkan kepalanya dan menghela nafas)
SARJI
Sudah puas ketawa aku, Min. Sebagai kawan seperjuangan, okelah aku tolong.
KARYAMIN MENGUMPULKAN BATU-BATU KALI DIBANTU DENGAN KAWAN-KAWANNYA. SELESAI TERKUMPUL, IA MELANJUTKAN UNTUK NAIK KE ATAS, KE PANGKALAN MATERIAL. IA MENANJAK DENGAN HATI-HATI, FOKUSNYA HANYA KE JALAN YANG AKAN IA LALUI. TETAPI TIBA-TIBA ADA SEEKOR BURUNG MELESAT DIDEPANNYA.
KARYAMIN
Bangsat! Burung bodoh!. (Ia menutupi wajahnya dihadapan burung yang melesat di depannya)
KARYAMIN PUN TERGELINCIR KEMBALI. KAWAN KAWANNYA MENERTAWAKANNYA
YANTO
Hahaha.. Liat Karyamin. Dia menggelinding lagi. (Ia memberi tahu teman-temannya dan tertawa terbahak-bahak)
DARMO
Sial betul nasibmu hari ini, Min, Hahahaha..
SARJI
Sudahlah, Min. Pulanglah saja. Nyawamu tertinggal setengah di rumah sampai kamu loyo terus begitu. Hahahah..
KARYAMIN TIDAK MENGHIRUAKAN KAWAN-KAWANNYA YANG MASIH TERTAWA. IA BERGEGAS MENGUMPULKAN BEBATUAN DI PANGKALAN MATERIAL.
SELESAI BEKERJA, KARYAMIN DATANG MENEMUI SAIDAH. KARYAMIN SAAT INI BERADA DI TEMPAT SAIDAH. KARYAMIN DUDUK DI KURSI LINCAK BAMBU DI BAWAH POHON WARU, SEDANGKAN SAIDAH SIBUK MENGELAP PIRING. SELAMA BERSAMANYA, KARYAMIN FOKUS MELIHAT SEKITAR WARUNG.
SAIDAH
Makan, Min? (Ia menyiapkan nasi dan sayur)
KARYAMIN
Tidak. Berikan aku segelas air minum saja.
SAIDAH
Makan sajalah. Kau tampak kering dan lemas, Min. (Sambil menyodorkan makanan yang sudah disiapkan tadi)
KARYAMIN
Tidak..tidak. Daganganmu sudah ciut seperti itu. Aku tak ingin menambah utang. (Ia menggelengkan kepalannya)
SAIDAH
Jadi, kamu benar-benar tak mau makan, Min? (Masih menyodorkan makanannya)
KARYAMIN
Tidak. Kalau kamu tak tahan melihat aku lapar, aku pun tak tega melihat lenganmu habis karena utang-utangku dan kawan-kawanku.
SAIDAH
Iya Min, iya, tapi …. (Ia tetap menyodorkan makanannya secara paksa)
KARYAMIN
Sudahlah, Saidah. Aku tak tega melihatmu seperti ini hanya karena aku. (Menolak makanan yang diberikan oleh Saidah)
SAIDAH
Aku paham maksudmu, Min, tetapi maksudku ….
SAIDAH MEMUTUS KATA-KATANYA SENDIRI KARENA KARYAMIN TELAH MENINGGALKANNYA.
SAIDAH
Si bajingan itu! Padahal aku telah berbaik hati menawarkannya, malah ditolak!.
MESKIPUN DEMIKIAN, SAIDAH MASIH BISA MELIHAT KARYAMIN MENOLEHKAN
KEPALANYA SAMBIL TERSENYUM. DIPERHATIKANNYA KARYAMIN YANG BERJALAN
MELALUI JALAN SETAPAK SEPANJANG TEPI SUNGAI.
SENO
Dasar bodoh kamu Min-min!. Kenapa kamu tidak memakannya saja?
KARYAMIN
Kau saja. (Ia tetap berjalan dan tidak menghiraukan Seno)
SUPRI
Mau kemana, Min?
SARJI
Setelah mengacuhkan Saidah, kau mau pergi begitu saja Min?
KARYAMIN
Lalu aku harus apa?
KARYAMIN
Haruskah aku di sini, menunggu Saidah atau wanita mana pun yang melintas lalu menyorakinya dengan lelucon cabul? (Ucap Karyamin dengan senyuman sinis)
DARMO
Biarkan saja si Karyamin itu, mengurusinya tidak membuat kita jadi kaya tho?
KARYAMIN
Dasar cabul kamu, No. Sudah beristri tetapi masih saja menggoda wanita lain.
SENO
Hei, bajingan! Berkacalah!. (Ucap Seno sembari menggertakkan kakinya)
SEBELUM NAIK MENINGGALKAN PELATARAN SUNGAI, MATA KARYAMIN MENANGKAP SESUATU YANG BERGERAK PADA SEBUAH RANTING YANG MENGGANTUNG DI ATAS AIR.
KARYAMIN
Senang betul menjadi burung itu, bisa memberi makan anak-anaknya dengan ikan hasil tangkapan. Membuatku iri saja. (Karyamin melihat burung-burung yang di pohon)
KARYAMIN MENATAP NANAR KERANJANGNYA YANG KOSONG.
KAWAN KARYAMIN 4
Hei, Min, kau mau kemana?
KARYAMIN
Aku mau pulang.
YANTO
Kau tidak ingin ikut aku bersama kawan-kawan lain?
KARYAMIN
Tidak, bersenang-senanglah.
YANTO
Ayolah, Min, belakangan ini kau jarang ikut bersama kami. (Sembari memohon karyamin dengan nada lesu)
KARYAMIN
Tidak dulu, To.
KAWAN KARYAMIN MENGANGGUK DAN BERLALU. SEDANGKAN KARYAMIN MASIH BERDIAM DI TEMPATNYA.
KARYAMIN
Jika aku pulang, aku akan berbuat apa? Sedangkan di rumah tidak ada sesuatu yang bisa menghilangkan keruyuk di lambungku yang sejak tadi berisik.
KARYAMIN KEMBALI BERDIAM DIRI.
KARYAMIN
Oh iya, istriku sedang sakit. Apa salahnya bila aku pulang untuk menemani istriku yang sedang meriang karena bisul yang ada di puncak pantatnya?
KARYAMIN MENCOBA BERJALAN LEBIH CEPAT MESKIPUN KADANG SECARA TIBA-TIBA BANYAK KUNANG-KUNANG MENYERBU KE DALAM RONGGA MATANYA.
KARYAMIN
Ya Tuhan, kuharap yang di atas sana memberiku keajaiban berupa makanan di sekitaran sini. (Tubuh Karyamin sudah lemas dan wajahnya pucat)
KARYAMIN BERHENTI KALA MATANYA MELIHAT SEBUTIR BUAH JAMBU YANG MASAK, IA PUN MENGAMBILNYA DAN MEMAKANNYA.
KARYAMIN
Dasar kampret sialan!. (Ia melepeh buah jambu itu dan ternyata buah jambu sebagian sudah busuk dimakan ulat)
KARYAMIN KEMBALI MENEMUKAN BUAH SALAK YANG BERCECERAN DI DEKAT POHONNYA DAN IA MEMAKAN BUAH SALAK TERSEBUT.
KARYAMIN
Sial..sial, lidahku seperti terkena air tuba. (Ia melepeh buah salak)
SEBELUM HABIS MENDAKI TANJAKAN, KARYAMIN MENDADAK BERHENTI. DIA MELIHAT DUA BUAH SEPEDA JENGKI DIPARKIR DI HALAMAN RUMAHNYA.
KARYAMIN
Buat apa aku pulang jika tak merubah keadaan apapun.
KARYAMIN
Telingaku mengapa berisik sekali? Mataku juga perih karena kunang-kunang. Oh Tuhan, aku harus apa? (Ia memegang telinganya karena suara berisik, matanya ia kedip-kedipkan)
KARYAMIN MEMBALIKAN BADAN. NAMUN, IA MENDAPATI PAK AMONG BERJALAN KE ARAHNYA.
PAK AMONG
Nah, akhirnya aku menemukanmu, Min.! Aku telah mencarimu kemana-mana namun tidak ada. Kau coba menghidar dariku? (Ia mengerutkan dahinya dan tangan keduanya bertenteng di pinggul).
KARYAMIN
Menghindar? (Karyamin merasa kebinggungan dengan muka pucatnya)
PAK AMONG
Ya. Kamu memang mbeling, Min!. Di gerumbul ini hanya kamu yang belum berpartisipasi. (Tangan di jari Pak Among sambil menunjuk-nunjuk Karyamin)
PAK AMONG
Hanya kamu! yang belum setor uang dana Afrika, dana untuk menolong orang-orang yang kelaparan di sana. Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak mau lebih lama kau persulit. Cepat!, mana uang iuranmu Min!.
KARYAMIN HANYA TERTAWA.
PAK AMONG
Kau menghinaku, Min? (Ia mengerutkan dahinya)
KARYAMIN
Tidak pak, sungguh. Aku hanya menertawakan nasibku. Hahahaha (Ia tertawa terbahak-bahak dengan badan lemasnya)
KARYAMIN
Bagaimana bisa aku menyumbang untuk orang lain sementara aku juga kesulitan untuk makan?
PAK AMONG
Tapi ini sudah terlalu lama, Min!
PAK AMONG
Sudahlah, cepat bayar iuranmu!. Aku tidak akan termakan oleh perkataanmu lagi!.
Mata Karyamin dipenuhi kunang-kunang, telinganya berdenging hebat, keruyuk di lambungnya semakin menjadi, ia tertawa. Tawanya semakin kencang membuat Pak Among bergidik ngeri. Karyamin menjatuhkan dirinya di lembah dekat rumahnya itu, Pak Among mencoba meraihnya, namun sayangnya gagal.

kasian karyamin
BalasHapus